Judul Album : Air Mata
Artis : Grace Simon
Tahun Produksi : 1981
Produser : Senjaya Wijaya
Produksi : Musica Studios
GRACE SIMON tergolong penyanyi
yang produktif di masanya. Album-albumnya rutin mengalir di pasaran dan
disambut dengan cukup baik, beberapa bahkan masuk katagori terlaris. Salahsatu
kunci suksesnya mungkin adalah kelenturannya untuk lebur dalam berbagai jenis lagu,
juga kesediaannya untuk ‘digarap’ oleh music director yang nyaris berbeda-beda
tiap albumnya sehingga menghasilkan album yang beragam tapi tetap menampilkan
karakternya yang kuat. Jadi tidak heran, di satu album dia bisa ditangani oleh
IAN ANTONO, tapi di album lain dia ditangani IDRIS SARDI, JOPIE ITEM, bahkan
RINTO HARAHAP atau BARTJE VAN HOUTEN. Di album berjudul AIR MATA ini, Grace
ditangani oleh A. RIYANTO. Sebuah lagu ciptaan ANTO berjudul AIR MATA disiapkan
menjadi single andalan untuk meraih simpati pasar. Lagunya memang kuat, dan
Grace membawakan dengan penghayatan penuh seperti biasanya. Tapi ternyata selera
pasar lebih memilih lagu KURSI PENGANTIN menjadi lagu yang paling disukai dari
album ini. Lagu ciptaan A. RIYANTO yang bercerita tentang kepedihan seseorang
saat menyaksikan kekasihnya menikah dengan orang lain ternyata lebih menyentuh
dibandingkan lagu AIR MATA yang bercerita tentang seorang gadis yang ditinggal
mati kekasihnya. Apapun, album ini kembali membuktikan kapasitas Grace sebagai
penyanyi yang rajin mencetak hits.
Track List :
1. AIR MATA
Anto
2. GENERASI
A. Riyanto
3. KURSI PENGANTIN
A. Riyanto
4. SENJA TEMARAM
Hamdani Abdy
5. LEMBAYUNG SENJA
Harry Van Hove
6. HANYA SEMINGGU
B. Hariadi
7. DUA DALAM SATU
Nanto Hastomo
8. KEDAMAIAN
B. Hariadi
9. MIMPI INDAH
A. Riyanto
10. SENANG BEBAS SELALU
Joublig
11. KISAH TERINDAH
A. Riyanto
KURSI PENGANTIN
Senyuman
tersungging di bibirnya
Gadismu sungguh
cantik jelita
Berdua duduk di
pelaminan
Kini, di depan
mataku
Hatiku hampir tak
percaya
Dirimu kini jadi
miliknya
Jeritan tertahan
dalam dada
Dua tahun engkau
jadi kekasihku
Kau tinggalkan luka
dalam dihatiku
Kau hindari
tatapanku saat itu
Kutahu kau sengaja
Dua insan yang
bersanding bahagia
Bersebelah kursi
pengantin yang mulia
Satu hati menderita
karenanya
Selamat bahagia
Mengapa masih
kuharapkan
Senyumlah oh sekali
lagi
Padaku sebagai
perpisahan
No comments:
Post a Comment