Monday, August 24, 2015

Nunung Wardiman - Nunung Wardiman


Judul Album : Nunung Wardiman
Artis : Nunung Wardiman
Tahun Produksi : 1983
Music Director : Maxie Mamiri
Produser : Rinto Harahap
Produksi : Lolypop Records
Distributor : Windu Angkasa Audio

Melejit  lewat dua seri album kompilasi jazz NADA DAN IMPROVISASI, nama NUNUNG WARDIMAN pun mengedepan sebagai penyanyi jazz di awal 80an. Pilihan yang beda dibandingkan sederet penyanyi baru yang lebih memilih jalur 'aman' sebagai penyanyi pop. Tapi boleh jadi pilihan Nunung memang sudah tepat mengingat materi suaranya yang jazzy dan kepiawaiannya menaklukkan lagu-lagu bernotasi jazz. Hal ini coba ditampilkan dalam album self tittled-nya yang diproduksi LOLYPOP RECORDS. Label yang banyak merilis album-album pop melankolis ini mencoba menghadirkan sosok Nunung yang jazzy dalam menyanyikan lagu-lagu pop hits era 60-70an. Maka meluncurlah lagu-lagu seperti SENDIRI LAGI milik TITIEK PUSPA, SENJA DI BATAS KOTA-nya ERNIE DJOHAN, BUNGA FLAMBOYAN milik LAILY DIMYATI atau LAYU SEBELUM BERKEMBANG dari TETTY KADI dalam cengkok jazzy dan tentu saja aransemen pop jazz yang kental. Sebuah kombinasi yang pas antara pop dan jazz, dimana lagu-lagu aslinya sangat ngepop dan easy listening, berhasil dibawakan Nunung dengan patron jazz tapi tidak terdengar berat dan masih tetap easy listening. Good job. Istimewanya lagi penata musik album ini adalah MAXIE MAMIRI yang lebih dikenal sebagai komposer dan arranger lagu-lagu pop melankolis. 

Track List:

1. SENDIRI LAGI
Titiek Puspa
2. SEPANJANG JALAN KENANGAN
Is Haryanto
3. SENJA DI BATAS KOTA
Wedhasmara
4. LAYU SEBELUM BERKEMBANG
A. Riyanto
5. SURAT UNDANGAN
Julius Fioole
6. ANGIN MALAM
A. Riyanto
7. BUNGA FLAMBOYAN
Wedhasmara
8. DI WAJAHMU KULIHAT BULAN
Muchtar Embut
9. TIGA MALAM
Lilis Suryani
10. MANIS DAN SAYANG
Tonny Koeswoyo
11. SAMPAI MENUTUP MATA
Mus K. Wirya
12. KISAH SEORANG PRAMURIA
Albert Sumlang







SENDIRI LAGI

Sendiri, kini aku sendiri lagi
Entah susah, entah hati pedih
Tak peduli..
Sendiri, mungkin lebih baik begini
Tak peduli apa kata hati..

Biarkan, dimanapun aku berada
Jangan datang atau titip salam
Tanda cinta..
Kututup mata dan hati untuk cinta
Karena antara dikau dan aku
Telah terlarang ada cinta...

Masih terbayang dalam ingatanku
Waktu kau mengambil putusanmu
Kau pergi dengan wajah penuh duka
Kau bisikkan kau tetap menyinta

Sendiri, berteman sedih dan airmata
Bercumbu dengan duka nestapa
Dan merana..
Mengapa harus terlambat kita berjumpa
Demikian pernah kau ucapkan
Dengan derai airmata..

Dulu segalanya indah bercahaya
Kini hambar, muram tiada warna
Dahulu penuh canda tawa riang
Kini bisu, membeku dan sendu

Oh lara... sendiri...

No comments: