Artis : Doel Sumbang
Tahun Produksi : 1986
Produksi : Sokha Records
Distributor : Asia Records
Di awal karirnya, DOEL SUMBANG dikenal dengan gaya bermusiknya yang nyeleneh dan terkesan sesukanya. Lagu-lagu dengan lirik yang lugas dan terkadang vulgar, ditambah dengan cara bernyanyinya yang terkadang tidak memerhatikan 'kaidah', merepet kejar mengejar dengan tempo, tapi justru di situlah letak kekuatan dan membuat lagu-lagunya mudah dikenali. Persona ini sangat kuat dan melekat cukup lama sampai kemudian Doel mulai 'melunak' dan tampil dengan gaya bermusik yang wajar bahkan cenderung komersil di era 90an. Dalam masa 'nakal' itu Doel menghasilkan album-album yang cukup mencuri perhatian, salah satunya adalah album SLA GILA rilisan tahun 1986. Lagu andalan SLA GILA tampil dengan lirik yang out of the box dan terkesan absurd. Tapi karena yang membawakan Doel, boleh jadi penikmat musik justru menyambutnya dengan cukup hangat. Lagu-lagu lain juga masih tampil dalam warna khas Doel seperti DAH, AKU PERANG DAN HUKUM atau SAMINAH. Keberanian Doel dalam menghasilkan karya yang nyeleneh dan anti mainstream memang layak diacungi jempol. Spirit semacam ini yang sepertinya tidak punya tempat lagi di industri musik kita saat ini.
Track List:
(semua lagu ciptaan Doel Sumbang kecuali track 10 lirik oleh Deddy Wijaya)
1. SLA GILA
2. DAH - - -
3. AKU, PERANG DAN HUKUM
4. TAHI LALAT
5. KAMIS NOVEMBER
6. SALAM LEKUM
7. JANDA DAN LELAKI GENDUT
8. ORANG DAN CINTA
9. LICIK
10. SAMINAH
SLA GILA
Selamat pagi anak-anak?
(Oh selamat pagi, Bapak Guru)
Berkesankah hari liburmu?
(Oh ya, boleh juga dibilang lumayan)
Apa yang kalian kerjakan heh?
(Praktek pelajaran ilmu teluh)
Lalu bagaimana hasilnya?
(Sama sekali nol besar)
Mungkin bahan-bahannya kurang lengkap?
(Sudah, Pak, tidak ada yang kurang)
Atau baca mantranya ada yang kelewat?
(Masa kami lupa, gengsi dong)
Memangnya siapa yang kalian teluh?
(Itu rahasia perusahaan)
Ayo, bicaralah yang terus terang
(Bapak Kepala Sekolah)
Kalian memang keterlaluan
(Yang penting di raport dapat tujuh)
Tapi mengapa mesti dia yang dibunuh
(Lagi pula biar rambut bebas gondrong)
Awas nanti saya laporkan, ya!
Biar polisi tangkap kalian semua
(Silakan saja Bapak lapor
Kalau Bapak mau kami bikin praktek)
Kalian memang kurang ajar
Sekali-kali mesti dihajar
(Boleh saja Bapak ngehajar
Kalau memang mau modar)
Semuanya jadi serba salah
(Itu memang suatu resiko)
Menyesal saya ngajar ilmu teluh
(Mendingan Bapak pilih pensiun)
Dasar murid tak tahu diri
Tak tahu rasa terima kasih
(Mengapa Bapak mesti lapor
Bukankah kami mesti praktek)
Praktek ya praktek, tapi bukan begitu!
Tapi jangan kepala sekolah
(Sudah, Bapak jangan ikut campur)
Nanti bisa saya yang disalahkan
(Alah, soal itu sabodo!)
Kalian mulai makan guru, ya?
(Memang begitulah manusia
Kalau mulai punya taring
Siap makan siapa saja
Guru atau Pak Kepala
Saudara atau tetangga
Bahkan mungkin rakyat banyak
Begitulah manusia
Kalau mulai punya taring
Siap makan siapa saja!)
(Oh selamat pagi, Bapak Guru)
Berkesankah hari liburmu?
(Oh ya, boleh juga dibilang lumayan)
Apa yang kalian kerjakan heh?
(Praktek pelajaran ilmu teluh)
(Sama sekali nol besar)
Mungkin bahan-bahannya kurang lengkap?
(Sudah, Pak, tidak ada yang kurang)
Atau baca mantranya ada yang kelewat?
(Masa kami lupa, gengsi dong)
(Itu rahasia perusahaan)
Ayo, bicaralah yang terus terang
(Bapak Kepala Sekolah)
(Yang penting di raport dapat tujuh)
Tapi mengapa mesti dia yang dibunuh
(Lagi pula biar rambut bebas gondrong)
Awas nanti saya laporkan, ya!
Biar polisi tangkap kalian semua
(Silakan saja Bapak lapor
Kalau Bapak mau kami bikin praktek)
Sekali-kali mesti dihajar
(Boleh saja Bapak ngehajar
Kalau memang mau modar)
Semuanya jadi serba salah
(Itu memang suatu resiko)
(Mendingan Bapak pilih pensiun)
Dasar murid tak tahu diri
Tak tahu rasa terima kasih
(Mengapa Bapak mesti lapor
Bukankah kami mesti praktek)
Praktek ya praktek, tapi bukan begitu!
(Sudah, Bapak jangan ikut campur)
Nanti bisa saya yang disalahkan
(Alah, soal itu sabodo!)
Kalian mulai makan guru, ya?
(Memang begitulah manusia
Kalau mulai punya taring
Siap makan siapa saja
Guru atau Pak Kepala
Saudara atau tetangga
Bahkan mungkin rakyat banyak
Begitulah manusia
Kalau mulai punya taring
Siap makan siapa saja!)
No comments:
Post a Comment