Thursday, October 2, 2014

Lima Suara Indonesia


Judul Album : Lima Suara Indonesia
Artis : Various
Tahun Produksi : 1990
Music Director : Fariz RM & Budi Bhidun
Produser : Tarto Saputro
Produksi : Granada Records

Maraknya album kompilasi lagu-lagu baru di akhir 80an sampai awal 90an sudah sampai tahap 'membingungkan', dalam artian terlalu banyak album serupa yang dirilis tetapi menampilkan musisi dan penyanyi yang itu-itu saja. Kebingungan yang muncul tentu saja ketika harus mencari tahu lagu hits A dari penyanyi B itu ada di album kompilasi yang mana karena kemasannya juga nyaris sama. Album LIMA SUARA INDONESIA adalah salahsatu album yang muncul, menampilkan lima penyanyi laris kala itu yaitu FARIZ RM, MUS MUJIONO, NENO WARISMAN, ERMY KULLIT dan MALYDA. Masing-masing tampil membawakan lagu-lagu baru yang diharapkan bisa mencuri perhatian penikmat musik. Lagu TELUK KELAPA yang disuarakan MUS MUJIONO terpilih sebagai single pertama sekaligus senjata untuk menembus pasar. Lagunya sendiri tergolong asyik, lagu yang 'sangat Fariz' tapi dibawakan dengan gayanya sendiri oleh Mus Mujiono. Lagu ini sempat menjadi radio hits meskipun memang tidak berhasil menjadi alltime hits. Lagu-lagu lain di album ini yang juga berhasil mencuri perhatian adalah KUHARUS BAGAIMANA dari ERMY KULLIT dan TANPA KEPALA dari FARIZ RM. Sebuah album kompilasi lagu-lagu baru yang cukup keren meskipun memang tidak berhasil secara komersial, boleh jadi karena album-album semacam ini memang berhamburan di pasar kaset saat itu. 

Track List:

1. TELUK KELAPA
Fariz RM, Sonny Soebowo, Budi Bhidun
Mus Mujiono
2. KUHARUS BAGAIMANA
Dadang S. Manaf
Ermy Kullit
3. CINTAKU
Oktav Sugess
Neno Warisman
4. TANPA KEPALA
Fariz RM
Fariz RM
5. SATU RASA
Oktav Sugess & Budi Bhidun
Malyda
6. SIKSA
Fariz RM
Ermy Kullit
7. KAMAR 15
Fariz RM, Sonny Soebowo, Budi Bhidun
Mus Mujiono
8. IBU LINDA
Fariz RM
Fariz RM
9. GETAR ASMARA
Oktav Sugess & Budi Bhidun
Neno Warisman
10. 5TH AVENUE
Fariz RM & Budi Bhidun
Fariz RM







TELUK KELAPA

Detak jantung irama
Mengetuk pandang mata
Telah senja di Teluk Kelapa
Ku menantang horison
Teriris bayang beton
Ujud lomba seribu misteri

Disana ditengahnya
Mereka berlomba saling usaha
Tak kenal waktu, tak kenal lelah
Kini milik kita, esok siapa

Disana diatasnya
Jutaan bintang bisu memandang
Gerik matapun mencari mangsa
Mengobral senyuman di pinggir jalan

Itu semua telah terjadi
Tumbal tradisi mereka yang tahu
Hanya menarik napas dalam hati

Sebuah opera kisah manusia
Dituntut hidup seolah jaminan
Untuk bahagia aku kembali
Di laut lepas, terbang menuju
Kumpulan bintang
Di kelabu langit bebas

No comments: