Artis : Obbie Messakh
Tahun Rilis : 1988
Produser : Handoko Kusuma
Produksi : Harpa Records
Distributor : Atlantic Records Indonesia
Sukses besar HATI YANG LUKA karya OBBIE MESSAKH yang dinyanyikan BETHARIA SONATHA terbilang fenomenal di masanya. Tidak hanya membuat pasar musik menjadi marak dengan lagu-lagu dengan tema seputar KDRT dan istri yang tersia-sia. Sebagai pencipta lagunya, Obbie tentu saja menjadi buruan produser saat itu sehingga namanya semakin melambung sebagai hitsmaker. Peluang ini juga menjadi momentum yang harus segera diambil untuk merilis lagu jawaban dari HATI YANG LUKA yang oleh Obbie diberi judul PENYESALAN dan dinyanyikan sendiri olehnya. Dengan hanya merubah lirik dan tetap menggunakan melodi dan aransemen yang sama dengan HATI YANG LUKA, lagu versi Obbie mencoba mengetengahkan rasa penyesalan sang suami ketika ditinggal istri pulang ke rumah orangtua setelah KDRT terjadi. Keputusan membuat lagu versi jawaban ini memang cukup tepat untuk memanfaatkan momentum. Lagu ini berhasil menjadi hits, dan bahkan kemudian dibuat versi jawaban berikutnya berjudul TIADA DUKA LAGI sebagai penutup 'universe' HATI YANG LUKA yang dibawakan duet BETHARIA SONATHA bersama ROBBY NS yang juga cukup sukses. Album ini hanya menyajikan satu lagu baru yang dinyanyikan Obbie, sisanya adalah lagu-lagu karya Obbie yang sudah pernah dirilis oleh penyanyi-penyanyi lain.
Track List:
(semua lagu ciptaan Obbie Messakh)
1. PENYESALAN (JAWABAN HATI YANG LUKA)
Obbie Messakh
2. TIADA NAMA SEINDAH NAMAMU
Tio Fanta Pinem
3. UNDANGAN BIRU
Nita Wibawa
4. MUNGKINKAH INI NASIBKU
Ratih Purwasih
5. DI SINI AKU MENANGIS
Nia Astarina
6. ANTARA AKU DAN MARIA
David Messakh
7. AKUPUN RINDU JUGA (JAWABAN ANTARA BENCI DAN RINDU)
Christ Allen
8. KENANGAN YANG BIRU
Ira N.
9. KAU YANG TERAKHIR
Lenny Dustin
10. UNTUKMU BAHAGIA
Benny Panjaitan
11. MEMORY BIRU
Eva Solina
12. KENANGAN YANG INDAH
Erna Angelia
PENYESALAN
Baru terasa betapa sepi
Sejak dirimu pergi
Makan aku sendiri, tidurpun sendiri
Tiada yang menemani
Tak kau dengarkah suara anakmu
Panggil-panggil namamu
Sering dia bertanya
Mengapa mama pergi begitu lama
Jawaban apa yang harus kuberi
Pada hatinya yang lugu
Lelaki mana yang takkan menangis
Bila sudah begini
Kalaulah boleh aku meminta
Untuk yang terakhir
Berilah kesempatan kurajut lagi
Hati yang terkoyak
Aku kan bersumpah jadi seorang suami
Untuk satu sang istri
Dulu seranjang kita tidur bersama
Dulu secangkir kita minum berdua
Namun sekarang baru terasa perpisahan ini
Namun sekarang di rumah ini
Semua bagai mati
No comments:
Post a Comment