Artis : Junaedi Salat
Tahun Rilis : 1984
Music Director : Jockie Suryoprayogo, Erwin Gutawa, Junaedi Salat
Produksi : JAL Records
Nama JUNAEDI SALAT boleh jadi lebih lekat dengan sosok ALI TOPAN, sebuah tokoh yang diperankannya dalam film ALI TOPAN ANAK JALANAN yang melejitkan namanya. Meskipun begitu, rekam jejaknya di industri musik juga tidak bisa dianggap remeh. Sebagai pencipta lagu Junaedi sudah terbukti kualitasnya, antara lain ketika lagu ciptaannya KEMELUT berhasil menjadi juara pertama LOMBA CIPTA LAGU REMAJA (LCLR) 1977. Juga keterlibatannya dalam album-album awal CHRISYE yang menghasilkan lagu-lagu seperti SABDA ALAM, LESTARIKU, JUWITA atau DAMBA DI DADA. Sayangnya ketika tampil sebagai penyanyi nasibnya terbilang kurang beruntung. Lewat album-album MUSIM PANCAROBA, BURUNG CAMAR dan JONI TELER, Junaedi tidak berhasil mencetak album laris. Demikian juga ketika album keempatnya KEHIDUPAN diluncurkan di tahun 1984. Didukung oleh nama-nama jaminan mutu seperti JOCKIE SURYOPRAYOGO, ERWIN GUTAWA, CHRISYE, GURUH SUKARNO PUTRA, RYAN KYOTO, SAM BOBO dan DEDE ANWAR PUTRA, nyatanya album ini ditanggapi biasa saja di pasaran. Album ini sekaligus menjadi album terakhirnya di jalur musik mainstream. Di era selanjutnya Junaedi lebih banyak terjun dalam pelayanan lagu-lagu kristiani.
Track List:
1. KEHIDUPAN
Junaedi Salat
2. KEKAGUMAN
Junaedi Salat
3. SI JONI
Dede Anwar Putra
4. BINGUNG
Junaedi Salat
5. RESAH
Junaedi Salat
6. SEKEJAP
Guruh Sukarno Putra
7. SHINTA
Sam Bobo
8. AKU MENUNGGU
Ryan Kyoto
9. KEHADIRANKU
Junaedi Salat
10. KAU DAN AKU
Chrisye & Junaedi Salat
KEHIDUPAN
Belai mesra kehidupan
Saat pertama kurasakan
Berpangku manja dalam pelukan bunda
Seindah pagi datang bersemi
Hari-hari kulalui
Derap langkahku ringan terasa
Dalam irama nikmatnya kehidupan
Yang memberikan kebahagiaan
Suka duka nostalgia
Sungguh indah sejuta kesan
Suka duka nostalgia
Telah mengendap di dalam dada
Satu-satu kulalui
Derap langkahku menuju ke sana
Dalam irama kerasnya kehidupan
Tuntutan jiwa setiap manusia
Panas terik sang mentari
Kini nampaknya condong ke barat
Kukejar dia semakin menjauh jua
Tanpa terasa semakin jauh
Suka duka, duka lara
Keras berderap menghentak raga
Suka duka, duka lara
Telah mengendap di dalam dada
No comments:
Post a Comment