Judul Album : Seribu Tahun
Penyanyi : Jikustik
Tahun Produksi : 2000
Produser : Woodel's
Produksi : Warner Music Indonesia
Sejak SHEILA ON 7 melejit menjadi million copies band, label-label Indonesia mulai melirik grup-grup lain dari Yogyakarta, salah satunya adalah JIKUSTIK. Mereka adalah PONGKY, ICHA, DADI, ADHIT dan CARLO. Awalnya group ini bernama G-COUSTIC dan sempat merajai chart lagu-lagu Indie di Radio Geronimo Yogyakarta. Ketika album debut SERIBU TAHUN dirilis dan single pertama MAAF mulai diputar di radio-radio, banyak yang menyangka kalau lagu ini adalah lagu baru dari KATON BAGASKARA atau KLa PROJECT, karena timbre suara PONGKY memang terdengar mirip suara Katon meskipun kalau sudah didengar berkali-kali akan terdengar bedanya. Lagu-lagu mereka ternyata diterima pasar. Setelah MAAF kemudian menyusul SERIBU TAHUN LAMANYA, SAAT KAU TAK DI SINI dan KAU MENGHILANG. Dirasa masih punya kans untuk lebih, album ini kemudian dibuat versi repackaged dengan menyertakan 2 lagu baru yang salah satunya juga menjadi hits besar berjudul SETIA. Prestasi luar biasa buat JIKUSTIK karena versi repackaged album ini saja bisa terjual sampai 600 ribu copies !!!
Track List:
1. MAAF
Pongki Barata
2. SERIBU TAHUN LAMANYA
Pongki
3. ADINDA
Pongki & Icha
4. SAAT KAU TAK DI SINI (SKTD)
Pongki & Wiwik
5. PASTI
Icha & Pongki
6. KAU MENGHILANG
Jikustik & Ivan
7. BERDUA LAGI
Pongki Barata
8. SEPARUH HATI
Pongki Barata
9. HUTAN
Pongki Barata
10. AKU INI...
Aji Mirza Hakim
11. KAU MENGHILANG (REMIX)
Jikustik & Ivan
12. JANGAN PERNAH KAU LAYU
Aji Mirza Hakim
13. SETIA
Pongki Barata
SERIBU TAHUN LAMANYA
Bila, kau sanggup untuk melupakan dia
Biarkan aku hadir dan menata
Ruang hati yang telah tertutup lama
Jika, Kau masih ragu untuk menerima
Biarkan hati kecilmu bicara
Karena ku tahu kan datang saatnya
Kau jadi bagian hidupku
Kau jadi bagian hidupku
Takkan pernah berhenti
Untuk selalu percaya
Walau harus menunggu
Seribu tahun lamanya
Biarkanlah terjadi
Wajar apa adanya
Walau harus menunggu
Seribu tahun lamanya
Selama apapun itu
Aku kan setia menunggu
No comments:
Post a Comment